Tingkatan Puasa
7:10 AMPuasa Umum itu ialah Puasa mencegah makan, minum, jima' mulai fajar sampai malam (Maghrib)
"..minal fajri tsumma atimmus shiya ama ilallaili.." (QS 2:187)Apabila dengan sengaja makan, minum mulai fajar sampai maghrib dengan sengaja, maka batallah puasanya.
"..Dari fajar kemudian sempurnakanlah kamu puasa sampai malam.."
Puasa Khusus, sebagaimana diterangkan oleh Imam Ghozalir.a dalam kitabnya "Ihyaa-u 'Ulumuddin", jilid I
"Wa amma shoumul khushushu fahuwa kaffussam'u walbashoru wallisanuwalyadu warrijlu wasaa-iril jawarihil 'anil atsaami" (Bab Asrorosh shoum, halaman 24)Artinya:
Adapun puasa khusus, maka ialah pencegahan pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki dan anggota-anggota tubuh lainnya dari dosa.
Maka apabila Puasa Umum yaitu puasa perut dan syahwat, mencegah makan, minum dan jima', maka puasa khusus adalah puasanya mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan, mencegah penglihatan, pendengaran, prekataan, gerakan yang tidak terpuji bagi syara'.
Hadits riwayat An-nas,
"Khomsun yufthirnas shoima :Alkadib, walghibah, wannamimah, walyaminulkaadzibah, wannadhru bisyahwatin)"Artinya :
"Lima perkara membukakan puasa dari orang yang berpuasa : berdusta, mengumpat, menjadi lalat merah, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat"
Puasa Khususul khusus ialah puasanya qolbun (hati).
Diterangkan oleh Imam Ghozali didalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin jilid I, bab Asrorush Shoum.
"Wa amma shoumu khusushulkhusus fashoumulqolbi 'anilhimamid daniyyah wal afkaariddun yawiyyah wakaffihi 'ammaa sawallohi azza wa jalla bilkulliyyati wayahshululfithru fihaadzasshoumi bil fikri fimaasawallohi azza wajalla walyaumil aakhir wabilfikri fiddunyaa illaa dunyan turoodu liddini fa inna dzaalika minzaadil aakhiroti walaisa minadduni yaa haqqun"Artinya :
"Adapun puasa yang Khusus dari khusus, yaitu puasanya hati dari pada segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya dari selain Alloh Azza wa Jalla secara keseluruhan. Dan hasillah berbuka daripada puasa ini, dengan berfikir pada selain Alloh Azza wa Jalla dan hari akhirat, dan dengan berfikir tentang dunia, kecuali dunia yang dimaksudkan untuk agama. Maka yang demikian itu, adalah sebagian dari pada perbekalan akherat dan tidak termasuk dunia yang sebenarnya".
Puasa khususul khusus ini adalah Praktek dari QS Al-An'am : 91
"Qulillaahu, Tsumma dzarhum fi khoidlihim yal'abuuna"Artinya:
"Katakanlah ALLOH ! Kemudian biarkanlah mereka main-main dengan percakapan kosongnya ".
Ketiga macam puasa inilah untuk mencapai "taqwalloh" yang sebenarnya.
Qola Rosululloh SAW,
"Kammin shoimin laisa lahu min shiyaamihi illalju'u wal athhsu" (An Abi Huroiroh, rowahu Nasa'I wa ibnu Majah)Rosululloh SAW bersabda,
"Banyaklah orang yang berpuasa yang tidak ada baginya dari pada puasanya itu selain lapar dan haus"
Penjagaan setiap harinya, adalah
"Wakulu wasyrobu walaa tusrifu innahu laa yuhibbulmusrifina" (QS Al 'Arof : 31)Artinya:
"Dan hendaklah kamu makan minum, dan janganlah kamu berlebih-lebihan.Sesungguhnya Alloh itu tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan."
Rosululloh saw bersabda,"Makanlah setelah lapar dan berhentilah sebelum kenyang".
Sumber: Puasa dalam perspektif Tasawuf
Nuzulul Qur’an Sebagai Peringatan atau Pelajaran
9:54 PMSyekh Shafiyur Rahman Al-Mubarakfuriy (penulis Sirah Nabawiyah) menyatakan bahwa para ahli sejarah banyak berbeda pendapat tentang kapan waktu pertama kali diturunkannya Al-Qur’an, pada bulan apa dan tanggal berapa, paling tidak ada tiga pendapat :
Pertama: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu ada pada bulan Rabiul Awwal,
Kedua: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Rajab,
Ketiga: Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an itu pada bulan Ramadhan.
Yang berpendapat pada bulan Rabiul Awwal pecah menjadi tiga, ada yang mengatakan awal Rabiul Awwal, ada yang mengatakan tanggal 8 Rabiul Awwal dan ada pula yang mengatakan tanggal 18 Rabiul Awwal (yang terakhir ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallaahu anhu).
Kemudian yang berpendapat pada bulan Rajab terpecah menjadi dua. Ada yang mengatakan tanggal 17 dan ada yang mengatakan tanggal 27 Rajab (hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu -lihat Mukhtashar Siratir Rasul, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy, hal.75 -).
Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Fathul Bari berkata bahwa: Imam Al-Baihaqi telah mengisahkan bahwa masa wahyu mimpi adalah 6(enam) bulan.
Maka berdasarkan kisah ini permulaan kenabian dimulai dengan mimpi shalihah (yang benar) yang terjadi pada bulan kelahirannya yaitu bulan Rabiul Awwal ketika usia beliau genap 40 tahun. Kemudian permulaan wahyu yaqzhah (dalam keadaan terjaga) dimulai pada bulan Ramadhan.
Sesungguhnya kita menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur’an ada pada bulan Ramadhan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an” (Al-Baqarah:185 ). Dan Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan” (Al-Qadr :1).
Seperti yang telah kita maklumi bahwa Lailatul Qadr itu ada pada bulan Ramadhan yaitu malam yang dimaksudkan dalam firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan” (Ad-Dukhaan:3 ).
Dan karena menyepinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di gua Hira’ adalah pada bulan Ramadhan, dan kejadian turunnya Jibril as adalah di dalam gua Hira’. Jadi Nuzulul Qur’an ada pada bulan Ramadhan, pada hari Senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar mereka sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin. Hal ini sangat kuat karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab: “Di dalamya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).
Dalam sebuah lafadz dikatakan “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku”(HR. Muslim, Ahmad, Baihaqi dan Al-Hakim).
Akan tetapi pendapat ketiga inipun pecah menjadi lima, ada yang mengatakan tanggal 7 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 14 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 17 (hari Kamis), ada yang mengatakan tanggal 21 (hari Senin) dan ada yang mengatakan tanggal24 (hari Kamis).
Pendapat ” 17Ramadhan” diriwayatkan dari sahabat Al-Bara’ bin Azib dan dipilih oleh Ibnu Ishaq, kemudian oleh Ustadz Muhammad Huzhari Bik.
Pendapat ” 21Ramadhan” dipilih oleh Syekh Al-Mubarakfuriy, karena Lailatul Qadr ada pada malam ganjil, sedangkan hari Senin pada tahun itu adalah tanggal7 ,14 , 21 dan28 .
Sedangkan pendapat ” 24Ramadhan” diriwayatkan dari Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo’ , dan dipilih oleh Ibnu Hajar Al-Haitamiy, ia mengatakan: “Ini sangat kuat dari segi riwayat”.
Karena itu memperingati peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali tidaklah penting, sebab di samping hal itu tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabi’in, Al-Qur’an diturunkan tidaklah untuk diperingati tetapi untuk memperingatkan kita.
Peristiwa Nuzulul Qur’an bukanlah diharapkan agar dijadikan sebagai hari raya oleh umat ini, yang dirayakan setiap tahun, karena Islam bukanlah agama perayaan sebagaimana halnya agama-agama lain.”
Islam tidak memerlukan polesan, tidak perlu dibungkus dengan perayaan-perayaan yang membuat orang-orang tertarik kepadanya. Karena itu pesta hari raya tahunan di dalam Islam hanya ada dua yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
Jadi turunnya Al-Qur’an bukan untuk diperingati setiap tahunnya, melainkan untuk memperingatkan kita setiap saat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan, artinya: “Alif Lam Mim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A’raaf:1-2).
Bukan Cara Salafus Shalih
Memperingati peristiwa turunnya Al-Qur’an bukanlah cara orang-orang shaleh yang muttaqin. Akan tetapi jejak ulama-ulama salaf adalah membaca Al-Qur’an, membaca dan membaca lagi. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman, artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi” (Faathir:29 ).
Apalagi di bulan Ramadhan, bulan Al-Qur’an ini, Umar radhiallaahu anhu berkata: “Seandainya kita bersih, tentu akan merasa kenyang dari kalam Allah. Sesungguhnya aku amat tidak suka manakala datang sebuah hari sementara aku tidak membaca Al-Qur’an.”
Karena itu beliau tidak meninggal dunia sehingga mushafnya sobek karena seringnya dibaca. Dan ketika menjadi imam pada shalat shubuh beliau sering membaca surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat tertulis dalam 13 halaman, yang berarti satu sepertiga juz.
Hal ini tidak mengherankan karena khalifah kedua Umar bin Khatthab radhiallaahu anhu ketika memimpin shalat shubuh juga selalu membaca surat-surat yang bilangan ayatnya lebih dari 100 ayat seperti surat Al Kahfi (11 halaman), surat Maryam (7 halaman) dan surat Thaha (10 halaman).
Begitulah generasi Qur’ani sangat mencintai Al-Qur’an. Mereka tidak pernah merayakan peristiwa Nuzulul Qur’an tetapi shalatnya membaca ratusan ayat, sementara kita sebaliknya.
Shalat tarawih di jaman salaf rata-rata membutuh-kan waktu 5 jam, dan kadang-kadang semalam suntuk, yang berarti setiap satu rakaat tarawih (dari sebelas rakaat) membutuhkan waktu 40 menit. Bahkan para sahabat banyak yang shalat sambil bersandar dengan tongkat karena terlalu lamanya berdiri.
Mengkhususkan Membaca Al-Qur’an
Para tabi’in dan tabi’ittabi’in, karena begitu memahami arti dari Ramadhan, bulan Al-Qur’an, dan begitu kuatnya dalam mencintai Al-Qur’an, maka bila bulan Ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur’an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan Ats-Tsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam Al-Qur’an berpuluh puluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar Ramadhan khatam setiap tujuh hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari. Sementara Imam Syafi’i di luar Ramadhan setiap hari khatam sekali, dan di dalam Ramadhan setiap hari khatam dua kali. Itu semua di luar shalat.
Begitulah ulama Ahlus Sunah tidak pernah merayakan Nuzulul Qur’an, namun setiap hari khatam Al-Qur’an, ada yang sekali dan ada yang dua kali. Sementara kita sebulan Ramadhan jika khatam sekali saja maka sudah puas dan gembira. Itupun bisa dihitung dengan jari.
Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah selama di dalam penjara, dari tanggal 7 Sya’ban 726 H sampai wafatnya 22 Dzulqa’dah 728 H, selama2 tahun 4 bulan beliau telah mengkhatamkan Al-Qur’an bersama saudaranya Syeikh Zainuddin Ibnu Taimiyah sebanyak 80 kali khatam, yang berarti rata-rata setiap 10 hari khatam satu kali. Semoga Allah merahmati kita bersama mereka dan semoga kita bisa meneladani Rasulullah n, dan para sahabatnya, dan para ulama salaf dalam mencintai Al-Qur’an dan di dalam tata cara ibadah lainnya. Amin.
Penulis: (Abu Hamzah As-Sanuwi,LC, M.Ag)
sumber: http://tausyiah275.blogsome.com/2007/09/27/nuzulul-quran-sebagai-peringatan-atau-pelajaran/
Syuro Pemilihan Ketua Panitia Ramadhan
8:41 AMإِذَا خَرَجَ ثَلاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ
Untuk keterangan lebih lengkap mengenai deskripsi agenda ramadhan di Ma’had Bilal Al-Islamy insya allah akan diposting diwaktu yang akan datang.
Alumni Pertama Bilal
7:57 AMQowaid Fiqhiyah nomor 5.
6:02 AMPenjelasan:
Apabila seseorang ragu tentang jumlah rakaat sholatnya, apakah sudah 3 rokaat atau baru 2 rokaat. maka yang diikuti adalah yang tidak ada keraguannya, yaitu 2 rokaat. Jadi tinggal tambah 1 rokaat lagi
Misalkan seseorang ragu apakah masih punya wudhu atau tidak, maka ambil yang tidak ada keraguan, yaitu belum wudhu.
Apabila seseorang memulai sholat dengan keyakinan bahwa ia masih punya wudhu, namun ditengah sholat ia teringat bahwa sudah batal wudhunya, maka segera batalkan sholatnya untuk mengembil wudhu terlebih dahulu.
Abdullah bin Hudzafah, Penebus Tawanan Muslim
7:38 AMNamanya Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy. Dia adalah seorang sahabat yang beruntung lantaran pernah menemui dua raja besar di zamannya; Kisra, Raja Persia dan Kaisar Agung, Raja Romawi. Suatu ketika Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzafah untuk mengirimkan surat beliau yang berisi ajakan masuk Islam kepada Kisra Abrawis, Raja Persia. Ia pun mempersiapkan segala keperluannya. Anak-anak dan keluarganya ia titipkan kepada para sahabat.
Tatkala Kisra melihat Abdullah menghadap, dia memberi isyarat kepada pengawalnya supaya menerima surat yang dibawa Abdullah. Namun Abdullah menolak memberikannya kepada pengawal. "Rasulullah memerintahkan supaya memberikan surat ini langsung ke tangan Kisra tanpa perantara. Saya tidak mau menyalahi perintah Rasulullah," kata Abdullah.
"Biarkan dia mendekat kepadaku!" bentak Kisra dengan hati mendongkol. Ia menerima surat yang diberikan Abdullah dan memerintahkan sekretarisnya untuk membaca isinya: "Dari Muhammad, kepada Kisra, Raja Persia. Berbahagialah siapa saja yang mengikuti petunjuk..."
Baru sampai di situ sekretaris membaca surat, api kemarahan menyala di dada Kisra. Mukanya berubah merah. "Kurang ajar, berani-beraninya dia menulis namanya lebih dahulu dari namaku. Padahal dia adalah budakku," umpat Kisra geram. Surat yang sedang dibaca sekretarisnya itu ia sambar dan robek-robek. Lalu ia memerintahkan pengawalnya untuk mengusir Abdullah dari ruang pertemuan.
Setibanya di hadapan Rasulullah, Abdullah bin Hudzafah segera melaporkan segala kejadian yang dilihat dan dialaminya, diantaranya perbuatan Kisra yang merobek surat beliau.
Mendengar laporan tersebut, Rasulullah bersabda, "Semoga Allah merobek-robek kerajaannya pula!"
Pertemuan Abdullah bin Hudzafah dengan Kaisar Agung terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Al-Khathab. Pada tahun 19 Hijriyah, Khalifah Umar mengirim angkatan perangnya untuk menyerang Romawi. Dalam pasukan itu terdapat seorang perwira senior; Abdullah bin Hudzafah.
Kaisar Romawi telah mengetahui keunggulan dan sifat-sifat tentara Muslim. Sumber kekuatan mereka adalah iman yang membaja dan keyakinan yang dalam, serta keberanian mereka menghadapi maut. Jihad di Allah menjadi tekad dan cita-cita hidup mereka.
Kaisar Romawi memerintahkan kepada para perwiranya, "Jika kalian berhasil menawan tentara Muslim, jangan kalian bunuh, tapi bawa ke hadapanku!"
Ditakdirkan Allah, Abdullah bin Hudzafah tertawan. Ia dibawa menghadap sang Kaisar. Setelah memerhatikan Abdullah bin Hudzafah agak lama, Kaisar berkata, "Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu."
"Apa yang hendak anda tawarkan?" tanya Abdullah.
"Maukah kau masuk agama Nasrani? Jika mau, aku akan membebaskanmu dan memberikan hadiah yang besar," kata Kaisar.
Abdullah menjawab lantang, "Aku lebih suka mati seribu kali daripada menerima tawaran anda."
Kaisar tersenyum. "Aku lihat kau adalah seorang perwira yang pintar. Jika kau mau menerima tawaranku, aku akan mengangkatmu menjadi pembesar kerajaan."
Abdullah membalas tersenyum dan berkata, "Demi Allah, seandainya anda berikan padaku seluruh kerajaan anda, ditambah semua kerajaan yang ada di tanah Arab ini, agar aku keluar dari agama Muhammad walau sekejap mata, aku tetap tidak akan menerimanya!"
"Kalau begitu, kau akan kubunuh!" bentak Kaisar marah.
"Silakan, lakukanlah apa saja yang anda suka!" jawab Abdullah mantap.
Tubuh Abdullah bin Hudzafah akhirnya diikat di kayu salib. Kemudian Kaisar memerintahkan tukang panah untuk memanah lengan Abdullah. Setelah itu Kaisar bertanya lagi, "Bagaimana? Maukah kau masuk agama Nasrani?"
"Tidak!" jawab Abdullah.
"Panah kakinya!" perintah Kaisar. Maka anak panah kembali meluncur mengenai kaki Abdullah.
"Maukah kau pindah agama?" bujuk Kaisar.
Abdullah tetap menolak. Karena tidak berhasil, Kaisar menyuruh menghentikan siksaan dengan panah. Abdullah diturunkan dari tiang salib. Kaisar kemudian meminta sebuah kuali besar, lalu dituangkan minyak ke dalamnya. Setelah minyak menggelegak, Kaisar meminta dua orang tawanan Muslim. Seorang diantaranya dilemparkan ke dalam kuali. Sebentar kemudian, daging orang itu hancur hingga tulang-belulangnya keluar.
Kaisar kembali membujuk Abdullah agar mau pindah agama, namun ia tetap menolak. Akhirnya Kaisar memerintahkan pengawal untuk melempar Abdullah ke dalam kuali.
Ketika pengawal menggiring Abdullah mendekati kuali, ia menangis. Kaisar mengira Abdullah menangis karena takut. Ternyata dugaannya salah. Abdullah tetap tak mau pindah agama.
"Kurang ajar, Lalu apa yang menyebabkan kamu menangis?" bentak Kaisar.
"Aku menangis karena keinginanku selama ini tidak terkabul. Aku ingin mati di medan tempur. Ternyata kini aku akan mati konyol dalam kuali," jawab Abdullah.
"Kalau begitu, maukah kau mencium kepalaku?" tanya Kaisar tiba-tiba. "Kalau kau mau, aku akan membebaskanmu dan seluruh tawanan."
Abdullah berpikir sejenak. "Aku harus mencium kepala musuh Allah, tapi aku dan kawan-kawanku bebas. Ah, tidak ada ruginya."
Ia pun menghampiri Kaisar dan mencium kepalanya. Kaisar kemudian memerintahkan para pengawal membebaskan semua tawanan Muslim.
Setibanya di hadapan Khalifah Umar, Abdullah bin Hudzafah melaporkan semua peristiwa yang dialaminya. Khalifah Umar sangat gembira mendengar laporan Abdullah tersebut.
Ketika memeriksa pasukan Muslim yang tertawan dan bebas bersama-sama Abdullah, Umar berkata, "Sepantasnyalah setiap Muslim mencium kepala Abdullah bin Hudzafah. Nah, aku yang memulai!"
Khalifah Umar bin Al-Khathab berdiri lalu mencium kepala Abdullah bin Hudzafah As-Sahmy.
Ahli Tafsir Golongan Sahabat
6:01 AMSebab sedikitnya riwayat dari ketiga orang sahabat yaitu Abu Bakar, Umar dan Utsman, dapat ditinjau kembali dari pendapat As-Suyuthy, yaitu karena pendeknya masa jabatan mereka disamping mereka meninggal lebih dahulu. Dari segi yang lain karena mereka bertiga hidup pada suatu masa dimana kebanyakan penduduk mengetahui dan pandai tentang Kitabullah, sebab mereka selalu mendampingi Rasulullah SAW. Karenanya, mereka mengerti dasar rahasia-rahasia penurunan, lagi pula mengetahui makna dan hukum-hukum yang terkandung dalam ayatnya. Sedang Ali r.a. hidup berkuasa setelah khalifah yang ketiga, yaitu pada masa dimana daerah Islam telah meluas. Banyak orang-orang luar Arab yang memeluk Islam sebagai agama baru. Generasi keturunan shahabat banyak yang merasa perlu untuk mempelajari Al-Qur’an serta memahami rahasia-rahasia dan hikmah-hikmahnya. Karena itu wajarlah riwayat daripadanya begitu banyak melebihi riwayat yang dinukil dari tiga khalifah lainnya.
Berikut ini kami akan membicarakan sedikit terperinci tentang kalangan sahabat yang terkenal dengan tafsir Al-Qur’annya.
a. Abdullah Ibnu Abbas
Abdullah Ibnu Abbas adalah orang yang ternama dikalangan ummat Islam. Ia adalah anak paman Rasulullah SAW, yang pernah dido’akan oleh Nabi Muhammad SAW, dengan kata-kata, “Ya Allah berilah pemahaman tentang urusan agama dan berilah ilmu kepadanya lentang ta’wil”. Ia dikenal sebagai ahli bahasa/penterjemah Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata, “Penterjemah Al-Qur’an yang paling baik adalah Abdullah bin Abbas.” Dia adalah sahabat yang paling pandai/tahu tentang tafsir Al-Qur’an. Pada waktu beliau masih berusia muda, para pemuka sahabat mereka telah menyaksikan kebolehannya bahkan ia dapat menandingi mereka pula dapat menggugah keajaiban mereka dengan usianya yang sangal muda. Umar r.a. pernah mengikutsertakan Abdullah dalam Majelis Permusyawaratan bersama-sama dengan tokoh-tokoh Sahabat untuk bermusyawarah. Ia seringkali disodori permasalahan. Karena Umar menampilkan Ibnu Abbas maka agak sedikit mengundang perdebatan dikalangan sahabat. Diantara mereka ada yang mengatakan “Kenapa anak kecil ini dimasukkan bersama-sama kita”. Kami punya anak yang lebih besar/tua umurnya dibanding dengan dia.
Dia mempunyai biografi yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya yang menunjukkan kebolehan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi dalam hal penggalian secara mendalam tentang rahasia-rahasia Al-Qur’an sebagai berikut:
Riwayat Al-Bukhari
Al-Bukhari meriwayatkan dari Sa’id ibnu Jabir, dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: “Umar mengikutkanku bersama tokoh-tokoh perang Badar. Dikalangan mereka ada yang bertanya dalam dirinya, lalu mengemukakan pendapat; “Kenapa anak ini diikutsertakan bersama kami padahal kami sungguh mempunyai anak yang seusia dengannya?” Umar menjawab: Dia adalah seorang yang sudah kalian ketahui, ia adalah orang yang terkenal kecerdasannya dan pengetahuannya. Pada suatu ketika, Umar memanggil mereka dan mengikutkanku bersama mereka hanya sekedar diperkenalkan kepada mereka. Tiba-tiba Â
Umar (memberi kesempatan pada mereka untuk bertanya) berkata: “Apakah pendapat sekalian tentang firman Allah: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (QS. An-Nashr: 1).
Sebagian mereka ada yang berpendapat: “Kami diperintah menuju Allah dan meminta ampun pada-Nya, tatkala kami dibantu oleh-Nya dan diberi kemenangan”. Sebagain mereka yang lain bungkam seribu bahasa. Umar bertanya kepadaku: Bagaimana dengan pendapatmu (hai Ibnu Abbas). Aku jawab: “Tidak benar! Lalu menurut anda bagaimana?” Aku menjawab:
“Persoalannya adalah tentang ajal Rasulullah SAW dimana Allah memberitahukan kepadanya”.
Ia (Ibnu Abbas) menafsirkan/penaklukan Makkah. Itu adalah suatu tanda tentang ajalmu (hai Muhammad) karena itu bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan istighfarlah (mohon ampun) kepada-Nya. Sungguh ia adalah Penerima Taubat”. Seraya Umar berkata: “Demi Allah, saya tidak mengetahui kandungannya sebelum engkau jelaskan”.
Kisah tersebut menyatakan begitu hebatnya daya kemampuan pemahaman serta pendapat Ibnu Abbas dalam menyimpulkan petunjuk Al-Qur’an yang tidak dapat diketahui kecuali oleh orang-orang yang mendalam ilmu pengetahuannya. Tidaklah aneh kalau Ibnu Abbas menempati kedudukan yang tinggi dalam memahami rahasia kandungan Al-Qur’an karena Rasul telah mendo’akannya agar dia diberi pemahaman dan pendalaman dalam urusan Agama sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas sendiri dimana ia berkata: Rasul menyekapku seraya beliau bersabda:
“Ya Allah berilah ia pemahaman dalam urusan Agama dan berilah ia pengetahuan tentang ta’wil”.
Dalam riwayat lain redaksionalnya: “Ya Allah berilah ia pengetahuan tentang hikmah pengetahuan yang sungguh mendalam”. Ibnu Abbas dikenal dengan sebutan lautan karena begitu luas ilmunya. Diriwayatkan bahwa salah seorang datang kepada Abdullah bin Umar, ia menanyakan tentang langit dan bumi semula bersatu kemudian keduanya kami belah. Ibnu Umar menjawab: “Datanglah kepada Ibnu Abbas dan tanyakanlah kepadanya.” Setelah anda tanyakan, kembali lagi dan jelaskan kepadaku”. Orang tersebut pergi bertanya kepada Ibnu Abbas dan ia memberikan jawaban: “Langit bersatu (ratqan) maksudnya tidak turun hujan, dan yang dimaksud dengan bumi ratqan tidak tumbuh tanaman/gersang, kemudian Ia (Allah) menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman-tanaman.
Setelah itu orang tersebut kembali kepada Ibnu Umar untuk memberitahukan hasilnya, seraya berkata: “Aku dulu telah mengatakan dengan geleng kepala karena keberanian Ibnu Abbas dalam hal menafsirkan Al-Qur’an, sekarang aku telah mengetahui benar bahwa ia telah dikaruniai ilmu”.
Diriwayatkan pula bahwa Umar ibnu Khattab pada suatu ketika bertanya kepada Sahabat-sahabat Nabi: “Siapa yang menjadi sebab turunnya ayat di bawah ini, menurut pendapat kalian?” Seraya Umar membacakan ayat: “Apakah ada salah seorang diantaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur……” (QS. Al-Baqarah: 66)
Mereka menjawab: “Allah Yang Maha Tahu”. Umar marah seraya berkata: “Jawab! Tahu atau tidak!” Ibnu Abbas menjawab: “Ada sedikit yang tergores dalam hatiku”. Umar berkata: “Hai anak saudaraku, katakanlah dan janganlah anda merasa minder/rendah diri”. Ibnu Abbas berkata: “ayat itu dijadikan suatu contoh perbuatan”. Umar berkata: “Perbuatan apa?”. Ibnu Abbas menjawab: “Seorang yang kaya lagi taat kepada Allah, ia didatangi oleh syaitan, dan terperdaya untuk melakukan maksiat sehingga amal Â
perbuatannya tenggelam”. (HR. Al-Bukhari).
Semuanya itu berikut dengan contoh-contohnya adalah menyatakan tentang keistimewaan ilmu pengetahuan Ibnu Abbas dan pemahamannya yang begitu luas sejak beliau berusia muda. Oleh karena itu ia tergolong dalam barisan tokoh pembesar Sahabat, ia sebagai pemuka umat yang sangat pandai dengan disaksikan oleh kalangan Sahabat itu sendiri.
Guru-guru Ibnu Abbas
Diantara Guru-guru besar yang mengajar ilmu kepada Ibnu Abbas selain Rasulullah SAW, yang mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap daya pikiran dan kebudayaannya, antara lain Umar Ibnu Khattab, Ubay ibnu Ka’ab, Ali Ibnu Abi Thalib, dan Zaid Ibnu Tsabit. Kelima orang tersebut adalah guru-gurunya yang tetap. Dari merekalah hampir semua ilmu dan budayanya didapat. Mereka sangat berpengaruh dalam mengarahkan Ibnu Abbas kepada masalah ilmu pengetahuan yang sangat mendalam.
Murid-murid Ibnu Abbas
Banyak dari kalangan Tabi’in yang mempelajari ilmu pengetahuan dari Ibnu Abbas. Diantara mereka yang paling terkenal adalah murid-muridnya yang menukil tafsir dan ilmunya yang melimpah ruah. yaitu: Sa’id Ibnu Jubair, Mujahid ibnu Jabar Al-Khazramy, Thawus ibnu Kysan Al-Yamany, Ikrimah Maula (hamba) yang dimerdekakan oleh Ibnu Abbas, Atha’ ibnu Abi Rabbah. Mereka itu adalah murid-murid yang paling terkenal dimana mereka memindahkan lembaga ilmiah, buah pena Ibnu Abbas ke dalam tafsir yang sampai pada kita sekarang.
b. Abdullah Ibnu Mas’ud
Sahabat lain yang terkenal sebagai ahli tafsir dan menukilkan atsar (hadits) Rasul kepada kita ialah Abdullah ibnu Mas’ud r.a. Ia adalah salah seorang yang pertama untuk Islam. Usia beliau pada waktu itu enam tahun, dimana belum ada di muka bumi ini seorang anak yang masuk Islam selain dia. Ia adalah seorang pembantu Rasulullah SAW, sering memakaikan sandalnya dan sarung, pergi bersama-sama beliau sebagai penunjuk jalan. Dari segi hubungan kenabian ia adalah seorang yang sangat baik lagi pula terdidik. Karena pertimbangan itulah sahabat lain memandangnya sebagai seorang sahabat yang lebih banyak mengetahui bidang Kitabullah Al-Qur’an, mengetahui tentang muhkam dan mutasyabih, halal dan haram.
As-Suyuthy mengatakan: “Yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud tentang tafsir adalah lebih banyak daripada yang diriwayatan dari Ali…….”.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: “Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya. tidak ada satu suratpun yang diturunkan oleh Allah yang tidak saya ketahui dimana turunnya. Tidak ada satu ayat Al-Qur’an pun yang tidak saya ketahui dalam kasus apa diturunkannya. Kalau aku tahu ada seorang yang lebih tahu dariku tentang Kitab Allah dan bisa ditempuh dengan kendaraan unta, niscaya akan kudatangi rumahnya…..”. Diriwayatkan oleh para Tabi’in daripadanya.
Sumber http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/2/1/pustaka-25.html
Info Mabit Manhaj Rosululloh
8:43 AMWaktu | 21 Mei · 18:00 - 21:00 |
---|---|
Tempat | Masjid Al-Hikmah Telkom Supratman |
Dibuat oleh: | |
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Insya Allah Mabit Manhaj Rasululla SAW akan dilaksanakan pada : Hari/Tgl : Sabtu-Ahad / 21-22 Mei 2011 Pukul : 18.00 - 6.00 WIB Pemateri : KH. Drs. Djalaluddin Asy-Syatibi. acara: - tasmi' - Motivasi Tahfizhul Quran - Kajian Hadits Arba'in ke-5 "Bolehkah Bid'ah?" - qiyamullail |
Bagi ikhwah fillah yang ingin tahu info lanjut tentang manhaj Rosululloh silahkan posting
comment. Insya Allah kita jawab comment antum. Kita juga menerima saran dan kritik dari antum terkait acara mabit manhaj rosululloh.
TAWAF ALAM SEMESTA
5:01 PMTa'lim BILAL
7:21 AMAbdul Rahman
Abdur Rauf
Aditya
Asep Solihin
Bayu Kusuma
Buldani
Deny H
Dodri sopiyandi
Hasan
Iwan F
Jalu
Lukman
M Idham Anwar
M Yusuf Hasyim
Panji Lhoro T
Rendy Saputra
Ridho
Rudi
Ruqi
Thoyib Iskandari
==============
Fathul Majid (Rabu, Ba'da Shubuh - 6.00)
Abdul Rohman
Aditya
Ahmad Fauzi
Asrul
Bayu Kusuma
Hasan
Jalu
M Rido
M Rindu Fajar
M Ruqy
Thoyib Iskandari
Toteng S
Ujang
=============
Peserta ta'lim fiqh (rabu, 10.00-11.30)
Bu Mimin
Bu Eem
Bu Ida
Bu Neneng
Bu Wati
Bu Rina
Bu Dian
Bu Adel
Bu Yuli
Bu Zirly
Bu Ana
Bu Nur
Bu Tita
Bu Lana
===========
Peserta Pengajian Ibu-ibu (Sabtu, 10.00-11.30)
Bu Euis
Bu Didin
Bu Mutia
Bu Cucu
Bu Nur
Bu Lana
===========
Peserta Pengajian Ibu-ibu (Ahad, ba'da Ashar-17.00)
Ibu-ibu warga sekitar BILAL
Progres Santri BILAL
7:11 AMKegiatan menyetorkan hafalan baru (ziyadah) dimulai ba’da Shubuh sampai jam 6.00 setiap harinya, kecuali hari Selasa dan Rabu dikarenakan adanya kegiatan Ta’lim.
Nama | Hafalan
Aditya Amrullah | 1,5
Ahmad Fauzi | 1,5
Asrul Kautsar | 0,5
Jalu Naradi | 9,25
Mohammad Rido F I | 3,75
Mohammad Ruqy F I | 9,25
Muhammad Hasan S | 15
Panji Loro Tegar | 2
Ujang Ma'hud | 2
2. Muraja’ah
Muraja’ah atau mengulang hafalan dilakukan ba’da Maghrib sampai jam 20.00 setiap harinya. Muraja’ah dapat dilakukan secara personal maupun disetorkan ke ustadz.
3. Tasmi’
Tasmi’ atau memperdengarkan hafalan dengan tartil dilakukan setiap malam ahad ba’da Isya hingga selesai. Biasanya, tasmi’ 1 juz dilakukan oleh 2 atau 3 orang. Hingga saat ini, juz yang sudah pernah ditasmi’kan adalah juz 30,29,1,2.
4. Ta’lim
Untuk menambah tsaqofah keislaman santri, diadakan ta’lim yang diisi oleh Ust. Djalaluddin Asy-Syatibi.
5. Daur
Untuk menjaga kebugaran tubuh santri, diadakan aktivitas Daur seminggu sekali setiap hari Ahad pagi. Biasanya Daur dilakukan di rute-rute yang menarik dan menantang di sekitar kawasan BILAL.
Adab Dalam Membaca AlQuran
7:29 AMDiriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bersabda Nabi SAW: “Sesungguhnya ALLAH SWT tidak memandang kepada bentuk tubuhmu dan tidak juga pada rupa wajahmu, tetapi IA memandang kepada keikhlasan hatimu.” (HR Muslim)
Dari Mu’adz bin Jabal ra berkata: “Aku membonceng Nabi SAW yang sedang mengendarai Keledai, maka beliau SAW berkata padaku: Wahai Mu’adz, tahukah Anda apa hak ALLAH terhadap hamba dan apa hak hamba terhadap ALLAH? Maka saya menjawab: ALLAH dan Rasul-NYA lebih mengetahui. Maka kata Nabi SAW: Hak ALLAH terhadap hamba adalah agar mereka beribadah kepada-NYA dan tidak menyekutukan-NYA sedikitpun. Dan hak hamba terhadap ALLAH adalah bahwa ALLAH tidak akan menyiksa hamba yang tidak menyekutukan kepada ALLAH sedikitpun.” (HR Muttafaq ‘alaih)
2. BERWUDHU SEBELUM QIRO’AH
“Seseorang memberi salam kepada Nabi SAW ketika beliau SAW sedang berwudhu maka beliau SAW menunda menjawab salam tersebut sampai beliau SAW selesai berwudhu’ baru kemudian dijawab salamnya oleh beliau SAW, sambil bersabda: Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu tadi, melainkan karena aku tidak suka menyebut nama ALLAH, kecuali dalam keadaan suci.” (HR Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I dan Ibnu Majah)
3. MENGGUNAKAN SIWAK SEBELUM QIRO’AH
“Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat.” (HR Bukhari dan Muslim)
4. MEMILIH TEMPAT/PAKAIAN YANG SUCI
Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa Nabi SAW bersabda: “Bahwa mesjid ALLAH tidak layak dikenai kencing atau kotoran manusia, karena sesungguhnya ia adalah untuk berdzikir kepada ALLAH dan membaca Al-Qur’an.” (HR Muslim)
5. MEMBACA ISTI’ADZAH
“Maka apabila kamu membaca al-Qur’an maka mohonlah perlindungan dari Syaithon yang terkutuk.” (QS An-Nahl 16:98)
6. SUNNAH MEMBAGUSKAN SUARA
“Barangsiapa yang tidak menghiasi al-Qur’an dengan suaranya maka bukan termasuk golonganku.” (HR Abu Daud)
“Sungguh sebaik-baiknya suara manusia yang membaca al-Qur’an ialah yang jika engkau mendengar suara bacaannya maka engkau merasa bahwa ia seorang yang sangat takut kepada Allah.” (HR Abu Daud)
7. MERENDAHKAN SUARA SAAT MEMBACA TERUTAMA SAAT BERADA DITEMPAT YANG RAMAI
“Dan serulah Rabb-mu dengan merendahkan diri dan merasa takut, sesungguhnya IA tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-A’raaf, 7:55)
“Dan sederhanakanlah berjalanmu dan rendahkanlah suaramu, karena sesungguhnya sejelek-jelek suara itu adalah suara keledai.” (QS Luqman, 31:19)
8. MERASA TAKUT DAN KHUSYU’
Dan apabila dibacakan dihadapan mereka ayat-ayat ALLAH, maka mereka segera bersujud sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. (QS Al-Israa’, 17:109)
Dari Ibnu Mas’ud ra berkata: Bersabda Nabi SAW padaku pada suatu hari sebagai berikut: Wahai Ibnu Mas’ud, bacakan al-Qur’an untukku. Maka aku bertanya: Apakah aku akan membacakannya untukmu padahal al-Qur’an itu diturunkan kepadamu? Jawab beliau SAW: Aku senang mendengarkannya dari orang lain. Maka kubacakan surat An-Nisaa’ dihadapan beliau SAW, sampai ketika aku sampai pada ayat: Maka bagaimanakah keadaanmu hai Muhammad, saat KAMI mendatangkan setiap ummat dengan seorang saksi nanti dan KAMI datangkan engkau sebagai saksi atas mereka semua? (QS An-Nisaa’ 4:41); Maka bersabdalah beliau SAW padaku: Cukup sampai disini hai Ibnu Mas’ud. Maka aku melirik pada wajah beliau SAW, maka kulihat wajahnya sudah penuh dengan linangan airmata. (HR Bukhari Muslim)
9. MERASAKAN BAHWA ALLAH SWT SEDANG MENDENGARKAN BACAANNYA
Dari Abu Hurairah ra berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tiada sesuatupun yang lebih disenangi oleh ALLAH SWT melainkan mendengarkan bacaan seorang hamba-NYA yang merdu sedang membaca al-Qur’an dengan jelas.” (HR Bukhari dan Muslim)
10. BERUSAHA MEMENUHI KAIDAH TAJWIDNYA, MEMAHAMI DAN MENGAMALKANNYA
“Beliau SAW membaca al-Qur’an dengan perlahan, setiap bertemu dengan ayat tasbih beliau SAW bertasbih, setiap bertemu dengan ayat perlindungan beliau SAW berta’awwudz dan setiap bertemu dengan ayat pertanyaan, maka beliau SAW menjawabnya.” (HR Muslim)
Tafsir Ibnu Abbas ra atas QS Al-Furqaan (25:30)
Wallahu a’lam.
http://www.al-ikhwan.net/adab-membaca-al-quran-46/
Penjagaan Allah Terhadap AlQuran
6:16 AMAllah berfirman "sesungguhnya Kamilah yang menurunkan AlQuran dan sesungguhnya Kami benar-benar memiliharanya" (QS AlHijr : 9)
Ini adalah kabar dari Allah melalui lisan rasulNya Muhammad SAW yang menjelaskan penjagaan Allah terhadap AlQuran dari semua kekurangan atau penambahan, rusak atau hilang, berubah dan penyimpangan, tidak akan ada kebatilan didalamnya sehingga kemurnian AlQuran tetap terjaga sampai kapanpun. Dan itu semua telah tetap dengan dalil-dalil qoth'i yang didapat pada tingkatan penjagaan Allah sebagai berikut:
1. Tingkatan pertama : Penjagaan Allah terhadap AlQuran di lauh mahfuzh. QS AlBuruj : 21-22 yang artinya : "Bahkan (yang didustakan) itu adalah AlQuran yang mulia yang (tersimpan) di tempat yang terjaga (Lauh Mahfuzh)".
2. Tingkatan kedua : Penjagaan Allah terhadap AlQuran dalam cara turunnya kepada nabi Muhammad SAW. Allah berfirman : "Dia yang mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapapun yang gaib itu. Kecuali kepada rasulyang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat
) di depan dan di belakangnya" (QS AlJin : 26-27) yaitu Jibril turun membawa AlQuran dan besertanya malaikat yang banyak menjaga di depan dan di belakang sebagaimana yang diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair dan AdhDhahak dalam tafsir Ibnu Katsir. Dan Allah berfirman sebagai pengkabaran tentang jin : "Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api" (QS AlJin : 8). Yaitu penjagaan yang kuat dan panah-panah api dari malaikat sehingga tidak dapat dicuri satu huruf pun dari AlQuran. Dan Allah berfirman dalam surat Jin ayat 9, "Dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit utuk mecuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang (setelah Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rasul) siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya)".
3. Tingkatan ketiga : Penjagaan Allah terhadap AlQuran dalam hati Nabi Muhammad SAW dan mengumpulkannya dalam dadanya yang mulia. Bukhari meriwayatkan dalam Shahinya dar Ibnu Abbas RA tentang firman Allah, "Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca AlQuran) karena hendak cepat-cepat (menguasainya) sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu. Kemudian sesungguhnya Kami akan menjelaskannya." (QS AlQiyamah : 16-19). Adalah Rasulullah apabila Jibril turun dengan wahyu, beliau menggerakkan lisannya dan mulutnya karena ingin cepat membaca apa yang dibaca oleh Jibril. Maka Allah menurunkan ayat ini. Dan Allah berfirman dalam surat AlFurqan : 32, "Agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dan Kami membacakannya secara tartil". Maka AlQuran terjaga dalam hati Rasulullah SAW dalam lafazh dan maknanya dengan penjagaan Allah 'Azza Wa Jalla dan sesungguhnya Allah menjamin semuanya itu.
4. Tingkatan keempat : Penjagaan Allah terhadap AlQuran pada kondisi penyampainnya oleh Rasulullah SAW dan pembacaannya kepada para sahabat. Allah berfirman dalam surat AlQashash : 51, "Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkatan ini (AlQuran) kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya". Dan firmanNya, "wahai rasul sampaikankanlah apa yang diturunkan tuhanmu kepadamu. jika engkau tidak lakukan 9(perintah itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanatNya.dan Allah memeliharaengkau dari godaan manusia. sungguh Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang kafir".(QS Almaidah :67 ) maka diantara syaratnubuwwah adalah tersampaikannya Al Quran dengan sempurna dan Allah berfirman" Tidaklahh yang diucapkannya itu (Al quran) menurut keinginannya. tidak lain (Al quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan(kepadanya). "QS AnNajm : 3-4) Dan firmanNya, "sebagaimana kami telah mengutus kpada kamu seorang rasul(Muhammad) dari kalanganmu yang membacakan ayat-ayat kami, menyucikan kamu ,dam mengajarkan kepadamu kitab (Alquran) dan Hikmah (sunnah) ." (Al baqarah : 151) ini menjadi dalil bahwasanya rasulullah SAW telah menyampaikan Al Quran sebagaimana diturunkan kapadanya, tanpa pengurangan dan penambahan satu huruf pun dan ini menjadi kewajiban bagi ummat muslim untuk mengimaninya.
5. Tingkatan kelima : penjagaan Allah kepada Al quran setelah penyampaiannya oleh rasul dan kekekalannya sampai hari kiamat. " Allah berfirman " sesungguhya kamilah yang menurunkan Al quran dan sesungguhnya kami bener-benar memeliharanya" (QS Al Hijr : 9)Dan penjagaan ini ada tiga aspek : 1. penjagaan huruf dan kalimat-kalimatnya secara sempurnya yang turun kepada Rosulullah SAW dan dinukilkan dengan jalan yang tersambung sampai hari kiamat. 2. penjagaan penjelasaannya Al Quran, yaitu hadist nabi SAW. 3. penjagaan oleh para penghafal Al Quran dalam pengucapannya dan tartilnya sebagaimana diturunkan" Wallahu a'lam.
Ustadz. Yusuf Hasyim
Jadwal Khutbah Jum'at K.H. Djalaluddin Asy-Syatibi (Abi)
5:45 AMKegiatan Bilal
2:34 AM- Tahfiz : Ziyadah (Menambah Hafalan), Muraja'ah (Mengulang Hafalan)
- Ta'lim : Kitab Tauhid (Selasa Subuh) , Tafsir Ibnu Katsir (Rabu Subuh), Bahasa Arab (Kamis Isya), Tanwirul Qulub(Sabtu Subuh)
- Rihlah : Sabtu / Ahad Pagi
- Fathul Majid Syarh Kitab Tauhid :
- Penjelasan Kitab Tauhid yang dikarang oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Peserta terbuka untuk umum khususnya bagi para asatidz dan santri.
- Mukhtasar Ibnu Katsir :
- Ringkasan tafsir Ibnu Katsir yang dikarang oleh Syaikh Ali Ashshabuni
- Alfiyah : Bahasa Arab
- Tanwirul Qulub :
- Fiqh Annisaa : Fikih Wanita
- Pengajian : Pengajian Ciampel (Pengajian tematis DKM Masjid Ciampel), Pengajian Ibu-Ibu Warga (Pengajian tematis), Liqo Ummahat (Pengajian tematis)
Kegiatan Rutin
6:09 AM- Tahfiz : Ziyadah (Menambah Hafalan), Muraja'ah (Mengulang Hafalan)
- Ta'lim : Kitab Tauhid (Selasa Subuh) , Tafsir Ibnu Katsir (Rabu Subuh), Bahasa Arab (Kamis Isya), Tanwirul Qulub(Sabtu Subuh)
- Rihlah : Sabtu / Ahad Pagi
Profile Santri BILAL
5:49 AMramah. Dia dilahirkan di Jakarta 14 September 1988. Hingga saat ini,
dia berstatus sebagai mahasiswa Teknik Mesin ITB 2006. Alamat rumahnya
adalah Jl Albaido RT 07 RW 06 No 81A Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Amanah yang dipegangnya di Bilal adalah Qismut Thullab. Bagian ini
berfungsi untuk mengawasi para santri Bilal ketika kegaitan wajib di
Bilal berlangsung yaitu ba'da Shubuh sd 06.00 WIB dan ba'da maghrib sd
20.00 WIB. Jadi setiap santri yang tidak bisa hadir pada waktu-waktu
tersebut harus memberikan kabar kepadanya disamping harus mengabari
Ustadz. Motifasinya dalam menghafal Al-Quran adalah Membahagiakan
kedua orang tuanya kelak di akhirat dan Membentuk keluarga dengan
mendidik anak menjadi anak yang ulama yang intelek dan intelek yang
ulama.
Hasan adalah nama panggilannya. Nama lengkapnya adalah Hasan
Sirojuddiin. Dia dilahirkan pada tanggal 30 Juni 1989 di Jakarta.
Saat ini dia berstatus sebagai mahasiswa Teknik Elektro ITB 2006.
Selain kesibukannya sebagai mahasiswa, dia juga mencoba meniti
karirnya dibidang entrepreuner dengan membuka bisnis jamur yang diberi
nama "Mushroom Mania". Dia berasal dari Jl K.H. A. Madani No 121 RT 08
RW 09 Jati Makmur Pondok Gede, Bekasi. Amanah yang diterimanya di
Bilal adalah sebagai Qismut Ta'lim. Bagian ini berfungsi untuk
memfasilitasi hal-hal yang dapat mendukung keberjalanan ta'lim yang
ada di Bilal seperti membuat presensi setiap ta'lim. Motivasi
menghafal Al-Quran ingin memperoleh kedudukan yg tinggi di sisi Allah
SWT.
Dia bertubuh mungil, hobbynya surfing di dunia maya. Orang-orang
menyebutnya Ujang. Nama lengkapnya adalah Ujang Ma'hud. Dia dilahirkan
pada tanggal 14 Desember 1995 di Lampung. Statusnya saat ini adalah
siswa SMA Al-Burhan kelas I. Dia berasal dari Mekar Sari, Kalianda
Lampung. Motivasinya dalam menghafal Al-Quran adalah ingin mendapatkan
surga firdaus dan memperoleh ridho Allah SWT.
Orangnya supel dengan siapa pun baik dari kalangan tua maupun muda dan
senang bercanda. Panggil dia Uzi... Nama lengkapnya adalah Ahmad
Fauzi. Dia dilahirkan di Garut, 25 November 1995. Sekarang dia
bermarkas di Jl Tubagus Ismail VIII No 60 RT 5 RW 8. Hingga saat ini
dia berstatus sebagai siswa SMA Al-Burhan, satu angkatan dengan Ujang.
Motivasi dia dalam menghafal Al-Quran adalah ingin membahagiakan kedua
orang tuanya di akhirat kelak sebagai bentuk bakti anak kepada kedua
orang tuanya.
Dilihat dari postur tubuhnya orang-orang pasti dapat mengenalinya.
Kenapa? Karena dia santri yang postur tubuhnya paling tinggi diantara
santri yang lain. Orang-orang memanggilnya rido. Nama lengkapnya
Muhammad Rido Faruq Islamy. Alamat tinggalnya adalah Jl. Raya Cililin
No 73 Kec Cililin Kab Bandung Barat RT 05 RW 08, 40562. Statusnya
saat ini adalah sebagai mahasiswa Teknik Sipil Polban 2008. Amanah
yang dia emban di Bilal adalah sebagai Qismu Lughoh. Bagian ini
berfungsi untuk memperkenalkan para santri ke bahasa Arab, misalnya
dengan mengadakan mufrodat-mufrodat sederhana. Motivasi dia dalam
menghafal Al-Quran adalah sebagai bentuk bakti dia terhadap kedua
orang tuanya.
Hal yang paling mencolok dari orang yang satu ini adalah rambut yang
tidak rapih alias berantakkan matanya yang layu. Orang-orang
memanggilnya Ruqy. Nama lengkapnya adalah Mohammad Ruqy Faishal
Islamy. Dia adalah saudara kandung dari Rido. Makanya jangan aneh jika
namanya memiliki pola yang sama yaitu MRFI. Dia tinggal di tempat yang
sama dengan Rido. Statusnya sekarang adalah mahasiswa fisika ITB 2007.
Amanah yang dipegangnya di bilal adalah Qismul 'Ilan. Bagian ini
bertanggung jawab terhadap media publikasi Bilal terutama blog.
Motivasi dia dalam menghafal Al-Quran adalah ingin terjaga dari
perbuatan maksiyat dan ingin menjadi salah satu orang yang menjaga
Al-Quran dari kepunahan dan pemalsuan.
Profile BILAL
5:44 AMDrs. K.H. Djalaluddin Asy-Syatibi. Yayasan ini bergerak dalam bidang
sosial pendidikan di Bandung dengan alamat sekarang Gg. Pesantren
Timur II No 7 RT 02 RW 06 Kec. Cibeunying Kaler Kel. Cigadung Kota
Bandung 40191 Telp. 022-82522473
Muhammad Luthfi : Abah Ingin Anaknya Hafizh Qur'an
8:44 AM(Muhammad Luthfi, Santri kelas I SMAIT Darul Qur’an Serpong)
Bismillahirrahmanirrahim washalatu wassalaam ‘alaa rasulillahi amma ba’du;
Dulu, sebelum saya masuk pesantren Darul Qur’an Mulia saya sudah bertekad untuk masuk pesantren dan ketika itu belum ada keinginan untuk menghafal Al-Qur’an. Tujuan saya masuk pesantren ketika itu hanya ingin belajar, bisa berbahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Tetapi ketika saya telah masuk ke Pesantren Darul Qur’an Mulia ini, dan saya perhatikan teman-teman yang rata-rata mempunyai hafalan Al-Qur’an yang jauh di atas saya, maka saya mulai mengerti tujuan pesantren ini, yaitu; Menghafal Al-Qur’an.
Apa lagi setiap hari pasti ada ustadz selalu menyampaikan taushiah tentang Al-qur’an, besarnya balasan bagi orang yang membacanya, memahaminya dan yang mengamalkannya dalam keseharian. Dalam hati saya ketika itu muncul tekad yang kuat, “yah…. menghafal Al-Qur’an Insya Allah mudah, dari pada saya harus menghafal kitab kuning yang biasa dilakukan warga kampung halaman ditempat saya tinggal”.
Dan setelah beberapa bulan berada di sini, kakak saya yang ketiga memberitahu bahwa sebenarnya sebelum Abah meninggal tahun 2000 (ketikaitu saya baru berumur lima tahun), beliau sempat memberi washiat bahwa beliau berharap di antara anak laki-lakinya harus ada yang menghafal Al-qur’an, karena beliau juga sangat ingin menjadi seorang Hafizhul Qur’an. Karena beliau sudah terlanjur sibuk dan tidak ada waktu khusus untuk menghafal, maka beliau ingin anaknya ada yang menghafal Al-Qur’an. Ini menjadi motivasi bagi saya, agar dapat membahagiakan kedua orang tua saya, agar di akhirat nanti mereka dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih terang dari cahaya matahari.
Dari situ kemudian saya mulai bersungguh-sungguh meskipun di dalam kesungguhan itu ada tantangan yang begitu besar. Sehingga terkadang saya mengalami kesedihan, kesusahan, tapi lambat laun saya mulai terbiasa. Kakak saya pun selalu memberikan motivasi agar saya terus semangat, dan terakhir yang sering saya lakukan adalah bersilaturrahim kepada para guru, saudara, dan tetangga. Kepada mereka saya selalu meminta doa agar terus istiqamah dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an.
Alhamdulillah di kelas satu smp, saya dapat menyetorkan 7 juz dengan musyrifnya Ust. Syahrial dan Ust. Musa. Pada tahun kedua, saya dapat menambah hafalan menjadi 17 juz. Dan pada tahun ketiga, saya menambah hafalan menjadi 26 juz. Pada tahun keempat ini setelah dua bulan duduk di bangku SMA, saya dapat mengkhatamkan hafalan Al-qur’an saya. Sehingga saya menghafal Al-Qur’an di sini kurang lebih 3 tahun 2 bulan. Alhamdulillahirobbil alamin. Semoga dapat menjadi motivasi bagi teman-teman untuk segera mengkhatamkan hafalannya di pesantren ini…….
MUHAMMAD LUTHFI
Muhammad Saihul Basyir : Hafizh Sejak SD
8:38 AM
(Muhammad Saihul Basyir, Santri kelas III SMPIT Darul Qur’an Serpong)
PengalamanPertama kali saya datang ke pesantren ini saya langsung beradaptasi dengan lingkungan ma’had (pesantren). Saya merasa bahwa inilah tempat saya. Dimana saya hidup mandiri dan meghafalkan Al-Qur’an.
Sebenar nya saya sudah mengkhatamkanAl-Qur’an ketika di SDIT AL-HIKMAH pela mampang Jak-sel . Ketika itu saya hanya menyetorkan sampai juz 28. Musyrif saya di SDIT menyuruh saya berhenti karena merasa bahwa saya sudah hafal juz 29 & 30 lewat mendengar. Akhirnya saya lulus dengan predikat hafalan 30 juz. Namun di ma’had ini saya merasa tidak mempunyai hafalan. Melihat kakak kelas yang hafalannya lancar dan atas dasar perintah ustadz, akhirnya saya mengulang kembali hafalan saya dari awal (juz pertama).
Dengan niat ikhlash dan ber-tasabaqul khairat, pada semester satu tahun pertama (2008), saya berhasil melancarkan dan melekatkan hafalan hingga akhir surah al-an’am (7,5 juz). Pada waktu itu saya berhasil memenangkan lomba beasiswa tahfidz yang diadakan di ma’had. Sekaligus meraih ranking pertama di kelas (VII). Pada semester 2, Musyrif tahfidz saya menyuruh saya untuk mempersiapkan musabaqah hifdzil qur’an akhir semester kategori 10 juz. Namun di semester 2 ini saya merasakan pemerosotan hafalan maupun di kelas. Hingga akhirnya saya hanya mendapatkan juara empat dan berhasil mempertahankan ranking di kelas.
Di kelas 2 saya bertekad bahwa saya hanya akan konsentrasi ke tahfidz dan agak mengesampingkan pelajaran kelas. Karena lomba beasiswa tahfidz kali in,i saya diikutkan 15 juz. Saya pun berhasil mendapatkan posisi ke-dua di lomba ini dan berhasil mempertahankan ranking di kelas. Dengan adanya perestasi ini saya menyimpulkan bahwasannya saya akan mempertahankan cara ini. Sampai sekarang terbukti (24/6/10) saya hampir bisa mempertahankan prestasi saya hingga ujung kelas dua dengan mengikuti Musabaqah Hifzhil Qur’an tingkat 20 juz.
Semua prestasi yang saya dapat ini tentu saja bukan atas usaha sendiri. Tapi juga dukungan dan doa dari para Asatidzah, teman serta kakak-kakak kelas” untuk menjadi yang terbaik.
Saat mengikuti musabaqah 15 juz sebenarnya saya sudah melancarkan 20juz. Dan di saat mengikuti musabaqah 20 juz saya sudah mengulang 30 juz kurang setengah juz. Dan di malam ini (24/6/10) alhamdulillah saya berhasil merampungkan 30 juz untuk yang kedua kalinya.
Kiat-kiat Dalam Menghafal Al-Qur’an1. Menghafal satu hari satu halaman lalu diulang seiap habis sholat 5 waktu di hari pertama menghafal.
2. Di hari kedua menyetorkan halaman baru dengan pengulangan halaman yang telah disetorkan di hari pertama.
3. Di hari ketiga mengetoran halaman baru dengan pengulangan 2 halaman yang telah disetorkan 2 hari sebelumnya dan begitu seterusnya (batas pengulangan minimal 3 hari).
4. Di hari keenam (akhir pekan) menyetorkan seluruh hafalan yang telah dihafal pekan itu.
Kiat-kiat Memuraja’ah Hafalan
1. Hafalan yang disetorkan di pagi hari harus diulang setiap kali sehabis sholat fardhu
2. Seluruh hafalan yang sudah ada, harus terulang semua dalam waktu satu pekan. Misalkan saya mempunyai hafalan 6 juz, maka dalam waktu seminggu seluruh hafalan itu harus terulang. Dengan cara Jumlah Hafalan dibagi jumlah Hari dalam sepekan.
3. Diusahakan mengulang hafalan dalam shalat malam. Karena pada waktu itu hafalan yang di muraja’ah atau dihafal akan sangat melekat dengan cepat.
4. Lalu berdo’a untuk dikaruniai hafalan yang kuat.
Misalnya: “Allahumma ij’al hifdzii qawiyyan, wa ij’al hifdzi yajrii kamaa jaraa al ma’a, wa ij’al hifdzii mubaarakan”.(Ya Allah, Jadikanlah hafalan saya hafalan yang kuat. Ya Allah, jadikan hafalan saya mengalir seperti mengalirnya air, dan jadikan hafalan saya penuh keberkahan dari-Mu).
5. Lalu menyetorkan hafalan ke teman yang juga mempunyai hafalan yang sama banyak dan kuat (partner).
Di samping itu dengan adanya lomba-lomba (Musabaqoh Hifzhil Qur’an) yang diadakan di ma’had, kami (santri) terbantu menjaga hafalan kami. (November 2010).
Afzalurrahman Assalam, Hafizh Quran ITB
2:54 AMMotivasi menghafal quran, Aaf akui keinginannya agar termasuk golongan yang Allah berikan keistimewaan di akherat kelak. Ketika sekolah di MTs (setingkat SMP), Aaf mengikuti program menghafal quran di Ponpes Al Hikmah, Cirebon. Dalam waktu kurang dari 3 tahun, Aaf telah menghafal seluruh isi quran. Menurutnya dengan menghafal quran, hatinya menjad tenang dan selalu menjadi juara kelas saat di MTs. Hingga kini pun diyakininya dengan menghafal dan berinteraksi dengan quran, emosinya lebih stabil dan tenang walau menghadapi persoalan seberat apapun. ”Membaca dan mendalami quran sudah menjadi hiburan khusus bagi saya” tukasnya.
Keberhasilan yang dicapainya diyakini tak lepas dari didikan orang tua. Selain pendidikan quran sejak kecil, penjagaan orang tua terhadap anak-anaknya yang ketat diakuinya menjadi kunci kesuksesannya. ”Gemblengannya setiap hari tidak boleh nonton televisi sebelum meyelesaikan tugas-tugas sekolah” akunya. ”(Pesan) yang paling saya ingat adalah motto mereka we are born to be the champ,” imbuh sulung dari sebelas bersaudara ini. Dalam menghafal quran menurutnya yang terpenting adalah semangat dan komunitas yang mendukung. Oleh karena itu saat di SMA dan sekarang kuliah, Aaf selalu mencari komuitas penghafal quran agar hafalannya terjaga.
Walaupun merupakan anak anggota DPR RI, Aaf memenuhi biaya kuliahnya secara mandiri, ”biaya kuliah dari bisnis (percetakan) sejak dua semester ini”, akunya yang menanam modal pada bisnis percetakan di Yogyakarta.
Selain membaca quran di waktu luangnya, Aaf juga senang menulis termasuk di blog pibadinya.”(Bahkan) lolos dalam seleksi Pertamina Youth Program (PYP) IV tahun ini karena (kemampuan) menulis terlebih dulu”, ungkap peserta Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Nurul Fikri angkatan III regional Bandung ini.
Lebih banyak terlibat di organisasi luar kampus, membuat Aaf lebih banyak berinteraksi dengan masalah-masalah kemasyarakatan. Tergabung dalam Forum Indonesia Muda angkatan IV memberikan kesempatan padanya memperjuangkan RUU APP ketika pemerintah melakukan dengar pendapat masyarakat sebagai wakil mahasiswa. Aktif di bagian kepemudaan Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, menjadi narasumber acara TV Sahur Ramadhan di Lativi tahun 2004, dan pembicara acara dialog di MQTV tahun 2007 salah satu pengalamannya. Tak mengherankan jika akhir bulan januari 2008 nanti, Aaf akan diundang ke Thailand oleh KBRI dan komunitas muslim Indonesia di sana.
Di ITB sendiri, Aaf merupakan anggota MPO Majelis Ta’lim (Mata) Salman. ”(Selebihnya) mendukung aktivitas-aktivitas kampus (ITB) supaya lebih banyak berkontribusi kepada masyarakat” yang menurutnya masih minim dilakukan. ”(Setidaknya) kurangi konsumsi BBM bagi yang membawa mobil, ini isu global warming, jangan tenggelam dalam dunia hedonisme”, pesannya.
Komitmen Tahfizhku
2:22 AMHemm, ana ga berani pasang target tinggi-tinggi karena padatnya jadwal sekolah. Terlebih lagi semester depan adalah semester dua dan ana ingin masuk jurusan IPA, karena itu ana harus belajar lebih giat lagi.
Bismillah, insya Allah ana berkomitmen untuk menambah 0.5 halaman per hari, jadi target tambahan hafalan ana selama tahun 2011 adalah 7 juz.
Mohon do'a dari antum ya..