Muhammad Luthfi : Abah Ingin Anaknya Hafizh Qur'an

Labels: ,

foto: SMAIT DQ

(Muhammad Luthfi, Santri kelas I SMAIT Darul Qur’an Serpong)

Bismillahirrahmanirrahim washalatu wassalaam ‘alaa rasulillahi amma ba’du;

Dulu, sebelum saya masuk pesantren Darul Qur’an Mulia saya sudah bertekad untuk masuk pesantren dan ketika itu belum ada keinginan untuk menghafal Al-Qur’an. Tujuan saya masuk pesantren ketika itu hanya ingin belajar, bisa berbahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Tetapi ketika saya telah masuk ke Pesantren Darul Qur’an Mulia ini, dan saya perhatikan teman-teman yang rata-rata mempunyai hafalan Al-Qur’an yang jauh di atas saya, maka saya mulai mengerti tujuan pesantren ini, yaitu; Menghafal Al-Qur’an.

Apa lagi setiap hari pasti ada ustadz selalu menyampaikan taushiah tentang Al-qur’an, besarnya balasan bagi orang yang membacanya, memahaminya dan yang mengamalkannya dalam keseharian. Dalam hati saya ketika itu muncul tekad yang kuat, “yah…. menghafal Al-Qur’an Insya Allah mudah, dari pada saya harus menghafal kitab kuning yang biasa dilakukan warga kampung halaman ditempat saya tinggal”.

Dan setelah beberapa bulan berada di sini, kakak saya yang ketiga memberitahu bahwa sebenarnya sebelum Abah meninggal tahun 2000 (ketikaitu saya baru berumur lima tahun), beliau sempat memberi washiat bahwa beliau berharap di antara anak laki-lakinya harus ada yang menghafal Al-qur’an, karena beliau juga sangat ingin menjadi seorang Hafizhul Qur’an. Karena beliau sudah terlanjur sibuk dan tidak ada waktu khusus untuk menghafal, maka beliau ingin anaknya ada yang menghafal Al-Qur’an. Ini menjadi motivasi bagi saya, agar dapat membahagiakan kedua orang tua saya, agar di akhirat nanti mereka dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih terang dari cahaya matahari.

Dari situ kemudian saya mulai bersungguh-sungguh meskipun di dalam kesungguhan itu ada tantangan yang begitu besar. Sehingga terkadang saya mengalami kesedihan, kesusahan, tapi lambat laun saya mulai terbiasa. Kakak saya pun selalu memberikan motivasi agar saya terus semangat, dan terakhir yang sering saya lakukan adalah bersilaturrahim kepada para guru, saudara, dan tetangga. Kepada mereka saya selalu meminta doa agar terus istiqamah dalam belajar dan menghafal Al-Qur’an.

Alhamdulillah di kelas satu smp, saya dapat menyetorkan 7 juz dengan musyrifnya Ust. Syahrial dan Ust. Musa. Pada tahun kedua, saya dapat menambah hafalan menjadi 17 juz. Dan pada tahun ketiga, saya menambah hafalan menjadi 26 juz. Pada tahun keempat ini setelah dua bulan duduk di bangku SMA, saya dapat mengkhatamkan hafalan Al-qur’an saya. Sehingga saya menghafal Al-Qur’an di sini kurang lebih 3 tahun 2 bulan. Alhamdulillahirobbil alamin. Semoga dapat menjadi motivasi bagi teman-teman untuk segera mengkhatamkan hafalannya di pesantren ini…….

MUHAMMAD LUTHFI

0 comments:

Post a Comment


Download

Followers